Kamis, 28 Maret 2013

Watermark pada Foto Digital


Sebenarnya saya adalah orang yang tidak suka memberikan sebuah watermark pada foto yang saya buat. Karena perasaan saya waktu memberi watermark pada karya yang saya buat seperti memberi tetesan tinta pada sebuah gambar teknik yang ada pada kertas kalkir (yang pernah bergelut pada dunia teknik pasti paham perasaan ini). Kadang-kadang sebuah mood pada sebuah foto dapat berubah total karena watermark. Ataupun kekaguman pada sebuah foto dapat berkurang karena kehadiran watermark. Tapi kita hidup dalam dunia yang menggunakan world wide web, maka mau tak mau watermark harus dicantumkan demi melindungi credit pembuat foto. Dengan berat hati rasanya.

Meskipun pada sebuah foto terdapat watermark, kenyataannya watermark tersebut dapat dihapus. Seorang photoshop specialist bisa menghapus watermark dengan mudah. Kalaupun ada yang ingin menghapus watermark yang anda buat, buat watermark anda sulit untuk dihapus. Seperti serdadu Jepang yang mempertahankan pulau Tarawa pada Perang Dunia 2. Jika harus mati, jual nyawa semahal-mahalnya dengan mencabut sebanyak mungkin nyawa serdadu Amerika. Banzaaaiii..!!! (ehmm, maaf saya terbawa suasana)

13608168581528594535

Ada beberapa hal yang saya lakukan untuk meletakkan watermark pada sebuah foto digital saya. Mungkin sedikit membantu. Here we go :

1360816925561839920

(proses cropping image untuk menghilangkan watermark)
1. Letakkan watermark ditempat yang banyak patternya pada sebuah foto. Karena cukup sulit untuk menghilangkan watermark tanpa merusak pattern pada foto tersebut.
2. Jangan letakkan watermark pada area dimana watermark tersebut dapat dibuang dengan proses cropping.
3. Buat watermark yang unik sesuai dengan tipemu.
4. Meletakkan watermark pada foto yang hanya memiliki sedikit jenis tone akan sangat mudah dihilangkan. Dengan tool stamp pada photoshop, hal ini dapat dilakukan dengan mudah. Bahkan photoshoper amatirpun dapat mudah melakukannya.
5. Jangan mengupload foto asli. Pastikan anda memiliki file asli dengan format awal foto tersebut dibuat (RAW, NEF, CR2, TIFF, PSD atau JPEG asli). Kecuali anda memang ‘menggratiskan’ foto tersebut.
6. Pastikan anda memiliki data exif foto tersebut. Jika harus beradu argument dengan orang yang mengaku-aku foto anda posisi anda lebih kuat.
7. Saya selalu menghapus semua data exif pada foto yang saya buat. Terkecuali jika memang beberapa parameter yang akan saya cantumkan seperti shutter speed, aperture, ISO, dan jenis kamera.
8. Yang terakhir, tapi tak kalah penting. Jika tidak ingin foto anda dicuri : JANGAN DIUNGGAH!!

13608169751553009710

(boleh juga, sulit dihapus atau dipotong, tetapi kayanya terlalu berlebihan)

Itulah beberapa hal yang saya lakukan. Mungkin tidak banyak membantu, tetapi layak untuk saya coba. Tetaplah berkarya selalu respect dengan karya orang lain.

sumber : 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar