Kamis, 28 Maret 2013

JPEG, TIFF, atau RAW?


JPEG merupakan kependekan dari Joint Photographic Expert Group. JPEG merupakan format standar yang dipake buat simpan image dalam hampir semua kamera digital (meskipun kamera SLR sudah dilengkapi dengan fomat penyimpanan yang lainnya). JPEG juga dipake sebagai  format standar yang digunakan untuk tampilan fotografi ato website. JPEG punya ukuran yang lebih kecil dari format lain yang sejenis. Hal yang paling menonjol pada JPEG adalah fleksibelitasnya. Ukuran JPEG yang kecil didapat dengan melakukan kompresi pada warna yang ditampilkan pada image tersebut. kompresi inilah yang menjadi faktor utama yang mengakibatkan sebuah image kehilangan detail warna maupun tonal.

TIFF merupakan kependekan dari Tagged Image File Format. TIFF memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari JPEG baik itu terkompresi maupun tidak terkompresi. TIFF bisa punya bit depth 16 bit per piksel ato juga 8 bit per piksel. Format TIFF dapat simpan image dalam bentuk layer. Dengan punya bit depth yang lebih besar dari JPEG, TIFF dapat diolah dengan menggeser nilai exposure tanpa menimbulkan efek posterize. Kamera SLR umumnya memiliki fitur penyimpanan dalam format TIFF. Tetapi dengan menggunakan jenis file ini, jumlah file yang disimpan akan menjadi lebih sedikit.

RAW adalah image yang langsung didapat dari sensor pada sebuah kamera digital. File ini disebut dengan RAW karena image langsung didapat dari sensor dan tidak dapat dilakukan proses printing tanpa melakukan olah digital (RAW, ing: mentah). Image ini adalah image yang paling murni dan tanpa mengalami kompresi pada kamera digital. Jenis file yang lain (TIFF dan JPEG) sudah mengalami proses kompresi pada kamera). File ini sering disebut dengan digital negative, karena sifatnya sama seperti film negative yang terdapat pada foto analog (kamera yang menggunakan rol film). File jenis ini memiliki rentang warna yang paling luas dari kedua file diatas. Sehingga exposure, white balance, tonal range, kontras, satirasi, warna, dan pencahayaan dapat dikalibrasi tanpa merusak gradasi dan tanpa menimbulkan efek posterize. Dapat diartikan file ini menangkap hampir seluruh spektrum warna dan karakteristik pencahayaan pada saat proses pengambilan image. Tapi mengolah file RAW, susahnya minta ampun. Karena tonal dan cakupan warnanya lebih luas.


Penggunaan RAW pada proses olah digital memerlukan kejelian dalam mengatur setiap aspek pada image tersebut. Dalam proses olah digital dengan RAW seringkali mendapati alur kerja (workflow) yang sangat ruwet. Tidak hanya itu kamera SLR juga memiliki nama yang berbeda untuk setiap image yang berjenis RAW (CR2 pada Canon atau NEF pada Nikon). Yang mengakibatkan tidak semua program aplikasi dapat membuka file tersebut. sehingga dapat menimbulkan resiko penyimpanan file dalam bentuk RAW karena file tersebut belum memiliki proses standarisasi. DNG adalah image jenis RAW yang dikembangkan oleh Adobe yang digunakan dalam fotografi digital. Dalam sebuah DNG image RAW dikemas bersama data-data yang lain seperti xmp, exif, dan data penunjang yang lain. Fungsi utama dari DNG adalah menjembatani kekurangan file RAW sehingga support dengan segala jenis RAW yang hasilkan oleh berbagai jenis kamera digital. DNG membuat alur kerja menjadi lebih efisien sehingga mengurangi resiko kerusakan image akibat proses olah digital.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar